Belajar Membuat Cerpen dalam Bahasa Pali - Perjalananku ke Wihara
Mayhaṃ vihāragamanaṃ
Ekadivasaṃ, ahaṃ vihāraṃ gacchituṃ icchāmi. Atha kho ahaṃ mayhaṃ ammāya anumatiṃ yācāmi. Anumatiṃ labhitvā, mayhaṃ mittehi saddhiṃ vihāraṃ gacchāmi. Antarāmagge ahaṃ bhojanaṃ yācantaṃ ekaṃ purisaṃ disvā, mayhaṃ mitte pucchāmi. Ko ayaṃ, mittā”ti pucchāmi. Atha kho Ariya nāma mayhaṃ mitto ayaṃ yācakā”ti vadati. Sutvāna ahaṃ taṃ yācakaṃ upasaṅkhamitvā bhojanaṃ demi. Aparabhāge, ahaṃ mittehi saddhiṃ vihāraṃ gacchāmi. Vihāraṃ anuppatto ahaṃ pupphāsane pupphaṃ ṭhapetvā dhūpapadīpaṃ jāletvā pūjāsane ṭhapetvā Buddhadhammasaṅghaṃ vandanaṃ karomi.
Tiratanaṃ vandanaṃ katvā ahaṃ theraṃ passāmi. Taṃ theraṃ disvā upasaṅkhamitvā tassa pādesu vandāmi imāya gāthāya ahaṃ vandāmi bhante’ti. So thero maṃ pucchati kimatthāya idha āgatosī”ti. Buddhadhammasaṅghaṃ vandanatthāya idha ahaṃ āgatosmi mayhaṃ mittehi sahā’ti vadāmi. So thero evaṃ vadati “Sādhu dārako, niccaṃ pūjanīyaṃ pūjaṃ karotu. Tuyhaṃ mātāpitarampi namassanaṃ sakkarañca karotu.”
Perjalananku ke wihara
Suatu hari aku berkeinginan untuk pergi ke wihara. Lalu aku meminta izin kepada ibuku. Setelah mendapatkan izin, aku pergi ke wihara bersama dengan teman-temanku. Di perjalanan, setelah aku melihat seseorang yang sedang meminta makanan, aku bertanya kepada teman-temanku. “Teman-teman, siapa itu?” tanyaku. Kemudian temanku yang bernama Ariya berkata bahwa itu adalah pengemis. Setelah mendengarnya, aku mendekati pengemis itu dan memberikan makanan. Setelah itu aku pergi ke wihara bersama dengan teman-teman. Setelah sampai di wihara, saya meletakkan bunga di altar bunga. Setelah menyalakan dupa dan lentera dan meletakkannya di altar persembahan, saya melakukan penghormatan kepada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Setelah melakukan penghormatan kepada Tiratana, aku melihat Thera (bhikkhu). Setelah melihatnya dan pergi mendekatinya, saya bersujud di kakinya dengan mengucapkan syair ini ‘ahaṃ vandāmi bhante’ atau aku menghormat Bhante. Bhikkhu itu bertanya kepadaku “Dengan tujuan apa kamu kemari?” Aku berkata “Saya datang kemari untuk melakukan penghormatan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.” Bhikkhu itu berkata “Bagus nak, selalu lakukanlah penghormatan kepada orang yang patut dihormati! Lakukan pula penghormatan dan pelayanan kepada orangtuamu!”
Ekadivasaṃ, ahaṃ vihāraṃ gacchituṃ icchāmi. Atha kho ahaṃ mayhaṃ ammāya anumatiṃ yācāmi. Anumatiṃ labhitvā, mayhaṃ mittehi saddhiṃ vihāraṃ gacchāmi. Antarāmagge ahaṃ bhojanaṃ yācantaṃ ekaṃ purisaṃ disvā, mayhaṃ mitte pucchāmi. Ko ayaṃ, mittā”ti pucchāmi. Atha kho Ariya nāma mayhaṃ mitto ayaṃ yācakā”ti vadati. Sutvāna ahaṃ taṃ yācakaṃ upasaṅkhamitvā bhojanaṃ demi. Aparabhāge, ahaṃ mittehi saddhiṃ vihāraṃ gacchāmi. Vihāraṃ anuppatto ahaṃ pupphāsane pupphaṃ ṭhapetvā dhūpapadīpaṃ jāletvā pūjāsane ṭhapetvā Buddhadhammasaṅghaṃ vandanaṃ karomi.
Tiratanaṃ vandanaṃ katvā ahaṃ theraṃ passāmi. Taṃ theraṃ disvā upasaṅkhamitvā tassa pādesu vandāmi imāya gāthāya ahaṃ vandāmi bhante’ti. So thero maṃ pucchati kimatthāya idha āgatosī”ti. Buddhadhammasaṅghaṃ vandanatthāya idha ahaṃ āgatosmi mayhaṃ mittehi sahā’ti vadāmi. So thero evaṃ vadati “Sādhu dārako, niccaṃ pūjanīyaṃ pūjaṃ karotu. Tuyhaṃ mātāpitarampi namassanaṃ sakkarañca karotu.”
Perjalananku ke wihara
Suatu hari aku berkeinginan untuk pergi ke wihara. Lalu aku meminta izin kepada ibuku. Setelah mendapatkan izin, aku pergi ke wihara bersama dengan teman-temanku. Di perjalanan, setelah aku melihat seseorang yang sedang meminta makanan, aku bertanya kepada teman-temanku. “Teman-teman, siapa itu?” tanyaku. Kemudian temanku yang bernama Ariya berkata bahwa itu adalah pengemis. Setelah mendengarnya, aku mendekati pengemis itu dan memberikan makanan. Setelah itu aku pergi ke wihara bersama dengan teman-teman. Setelah sampai di wihara, saya meletakkan bunga di altar bunga. Setelah menyalakan dupa dan lentera dan meletakkannya di altar persembahan, saya melakukan penghormatan kepada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Setelah melakukan penghormatan kepada Tiratana, aku melihat Thera (bhikkhu). Setelah melihatnya dan pergi mendekatinya, saya bersujud di kakinya dengan mengucapkan syair ini ‘ahaṃ vandāmi bhante’ atau aku menghormat Bhante. Bhikkhu itu bertanya kepadaku “Dengan tujuan apa kamu kemari?” Aku berkata “Saya datang kemari untuk melakukan penghormatan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.” Bhikkhu itu berkata “Bagus nak, selalu lakukanlah penghormatan kepada orang yang patut dihormati! Lakukan pula penghormatan dan pelayanan kepada orangtuamu!”
Komentar
Posting Komentar