Hal yang Menarik dari Bahasa Jawa dan Bahasa Pāli
Hal yang Menarik dari Bahasa Jawa dan Bahasa Pāli
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan orang Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, bahasa ini menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri. Bahasa Pāli adalah salah satu bahasa daerah di India yang sekarang sudah tidak dipakai lagi di sana, tetapi masih terpelihara sebagai bahasa kitab suci agama Buddha. Kedua bahasa itu memiliki beberapa hal yang menarik yang perlu kita ketahui. Namun di sini saya tidak akan membicarakan semua hal yang menarik dari kedua bahasa tersebut. Saya hanya ingin berfokus pada kosa kata yang memiliki makna. Dalam Bahasa Pāli, beberapa kosa kata memiliki makna. Ini hampir mirip dengan Kereto Boso atau Jarwodhosok yang ada dalam Bahasa Jawa. Contoh Jarwodhosok dalam Bahasa Jawa, antara lain:
Kuping = kaku tur njepiping. Kuping atau telinga adalah indra pendengar yang ada di samping kepala yang memiliki bentuk agak mekar dan sedikit kaku.
Gedhang = digeget yen bar madhang. Pisang adalah buah yang lazimnya dimakan atau dikunyah setelah makan.
Saru = Kasar lan keliru. Hal yang tidak pantas adalah perbuatan kasar dan keliru.
Guru = Digugu lan ditiru. Guru adalah orang yang nasihatnya harus ditaati dan ditiru.
Jimat = Barang siji sing dirumat. Jimat adalah barang satu yang dijaga.
Mantu = Sing dieman-eman mekso metu. Hal yang disimpan baik-baik memaksa untuk keluar. Hal ini karena ketika seseorang mengadakan pesta pernikahan, apapun harus dikeluarkan.
Ngelmu = Angele yen durung ketemu. Ilmu adalah sesuatu yang sulit apabila belum ketemu.
Karet = Mekare yen digeret. Karet adalah sesuatu yang mekar apabila ditarik.
Dongeng = dipaido keneng. Dongeng adalah cerita yang tidak dipercaya juga tidak apa-apa.
Tebu = Mantebe yen wis mlebu. Tebu adalah sesuatu yang manisnya akan terasa apabila sudah masuk mulut.
Dalam Bahasa Pāli, ada beberapa kosa kata yang memiliki makna yang menjabarkan kata itu sendiri. Umumnya ini dibentuk dengan menyederhanakan kalimat dengan menggabungkannya menjadi satu kata. Saya telah mengumpulkannya sebagai berikut:
Urago = Urena gacchati (yang berjalan dengan susu / dadanya) = ular
Bhujago = Bhujena kuṭilena gacchati (yang berjalan dengan lengan yang berliku-liku) = ular
Khago = Khena ākāsena gacchati (yang pergi melalui angkasa) = burung
Vihago = Vehāse gacchati (yang pergi di udara) = burung
Pādapo = Pādena pibati (yang minum dengan kakinya / akar) = pohon
Manussa = Manasā ussannatā (yang memiliki kesempurnaan pikiran) = manusia
Pitā = Puttaṃ pāleti (yang melindungi anak) = ayah
Aṇḍajo = Aṇḍe jāyati (yang terlahir di telur) = oviparous [binatang bertelur]
Sabhā = Saha bhāsanti ettha (tempat di mana orang-orang berbicara di sini) = perkumpulan
Kuñjaro = Kuñje ramati (binatang yang senang dengan tempat yang ditumbuhi tumbuhan-tumbuhan melata) = gajah
Sukhaṃ = Sukhena khamitabbanti (yang dipikul dengan bahagia) = kebahagiaan
Dukkhaṃ = Dukkhena khamitabbanti (yang dipikul dengan derita) = penderitaan
Pubbajo = Pubbe jāto (yang terlahir lebih dulu) = lebih tua [senior]
Anujo = Pacchā jāto (yang terlahir belakangan) = lebih muda [junior]
bahasa Pali perlu dipelajari dan dilestarikan
BalasHapusIya betul. Melestarikan bahasa sama dengan melestarikan kesusastraan.
BalasHapusIya betul. Melestarikan bahasa sama dengan melestarikan kesusastraan.
BalasHapus