Bhante

Sebenarnya menarik untuk membahas tentang definisi 'bhante' dan penggunaanya. Kata 'Bhante' biasa diterjemahkan sebagai 'Tuan' atau 'Yang Mulia.' Ini merupakan panggilan sopan dengan penuh hormat. Dalam tata bahasa Pāli, kata 'bhante' digunakan dalam kasus vokatif (ālapana). Sama dengan kata 'Bhadante.' Penggunaan kata 'Bhadante' di teks Pāli awal biasanya hanya digunakan untuk memanggil Sang Buddha, tidak untuk bhikkhu lain. Sementara untuk memanggil bhikkhu senior lain biasa menggunakan 'Bhante' atau 'āyasmā.' Bhante dan āyasmā sebenarnya sama, yang berarti Yang Mulia, makanya kitab komentar mencatat 'bhanteti vā āyasmāti vāti ...' Meskipun kata 'Bhadante' digunakan untuk memanggil atau mengiyakan Sang Buddha, kata 'Bhante' lebih sering digunakan. Kitab komentar memberitahu bahwa panggilan Bhante disampaikan oleh murid-muridnya '“bhante”ti paṭivacanaṃ deti sāvakehi.''

Belakangan kata 'Bhadante' juga digunakan dalam naskah pali belakangan untuk sebutan Yang Mulia kepada bhikkhu2 senior yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang tertentu.

Seperti yg sudah saya sebut tadi, bahwa 'bhante' dan 'āyasmā' adalah sama. Mahāparinibbānasutta, mencatat nasihat bahwa bhikkhu junior harus memanggil bhikkhu senior dengan sebutan 'bhante' atau 'āyasmā' (navakatarena bhikkhunā therataro bhikkhu 'bhante'ti vā 'āyasmā'ti vā samudācaritabbo). Komentator Dhammapāla thero mendefinisikan 'āyasmā' sebagai 'kata yang menyenangkan' (āyasmāti piyavacanaṃ). Sementara, Buddhaghosa thero mengatakan sebagai 'kata yang menyenangkan dan panggilan hormat' (piyavacanametaṃ, gāravavacanametaṃ).

Perlu dicatat, kata 'Bhante' tidak hanya digunakan oleh Buddhisme saja pada waktu itu. Tapi digunakan oleh sekte keagamaan lain juga. Makanya, tidak heran dalam Upālisutta ini, kata 'bhante' juga digunakan untuk memanggil petapa Nigaṇṭha.
"dovāriko nigaṇṭhaṃ nāṭaputtaṃ dūratova āgacchantaṃ. disvāna nigaṇṭhaṃ nāṭaputtaṃ etadavoca -- “tiṭṭha, bhante, mā pāvisi."

Dan bahkan pembantu Upāli memanggil Upāli yg merupakan umat awam dengan sebutan 'Bhante.'
“evaṃ, bhante”ti kho dovāriko upālissa gahapatissa paṭissutvā..."

'Bhante' digunakan untuk memanggil dengan penuh hormat kepada 'seorang tua' atau 'petapa.' Kalau tdak ada hormat, biasanya mereka tdk menyebut Bhante saat memanggil seseorang. Para petapa sekte lain juga sering memanggil Sang Buddha dengan tidak menyebutkan Bhante, karena mereka merasa lebih terhormat. Makanya mereka memanggil Sang Buddha hanya dengan panggilan Gotama. Dan Sang Buddha sendiri tidak pernah memanggil petapa sekte keagamaan lain dengan sebutan 'Bhante,' Sang Buddha memanggil mereka dengan panggilan 'āvuso' atau 'teman.'

Dalam konteks Buddhis, kita tdk memanggil petapa pengikut sekte keagamaan lain dengan sebutan 'Bhante.' Dan kita juga tidak memanggil umat awam dengan sebutan 'Bhante.' Ini sepertinya sama dengan penggunaan kata 'Hamuduruwo' di Sri Lanka. Dulu, kata 'Hamuduruwo' juga digunakan untuk memanggil orang-orang besar, terhormat, termasuk majikan. Namun sekarang, kata 'Hamuduruwo' hanya digunakan untuk memanggil 'bhikkhu.'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Bhante Sri Paññavāro Mahāthera dalam Bahasa Pāli

Alfabet Pali dan Cara Menyusun Kalimat Pali Sederhana

Mengucapkan Selamat Ulang Tahun dalam Bahasa Pali